Otomotif – Sistem penggerak sebuah mobil, baik itu FWD maupun RWD, selalu menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat umum dan pecinta mobil. Faktor penggerak juga kerap menjadi bahan pertimbangan masyarakat yang ingin membeli mobil.
Penggerak FWD lebih umum terjadi pada mobil modern. Meskipun demikian, banyak produsen terus menawarkan drive RWD.
Lalu apa kelebihan dan kekurangannya? Pelajari lebih lanjut tentang sistem penggerak untuk mobil RWD dan FWD di bawah ini.
Mengenal Sistem Penggerak Roda Depan (FWD)
Pengertian Sistem Penggerak Roda Depan (Front Wheel Drive) biasa disebut dengan penggerak roda depan. Sistem propulsi ini telah di gunakan sejak tahun 1930-an.
Citroën Traction Avant adalah mobil penggerak roda depan pertama yang sukses di pasaran sejak di luncurkan pada tahun 1934. Sesuai dengan namanya, Traction Avant berarti “penggerak roda depan”.
Sejak itu, penggerak roda depan menjadi semakin populer, terutama di segmen mobil kompak dan city car. Contoh mobil berpenggerak roda depan antara lain Toyota Calya, Toyota Agya, Daihatsu Sigra, Honda Brio, Honda Jazz, Honda HR-V, Nissan Livina, Mitsubishi Xpander, dll.
Kelebihan & Kekurangan Roda Depan (FWD)
Dengan penggerak roda depan, tenaga mesin di distribusikan ke kedua roda depan. Sistem ini menawarkan keuntungan efisiensi terbesar.
Berkat penggerak roda depan, tenaga mesin di salurkan secara efisien dan optimal ke roda. Pasalnya, mesin, transmisi, dan drivetrain semuanya terletak di depan.
Desain yang lebih ringkas mengurangi bobot keseluruhan dan lebih ringan. Selain itu, respon mesin juga di tingkatkan karena tenaga mesin tidak berkurang banyak saat melewati banyak komponen.
Posisi mesin pada penggerak roda depan umumnya melintang sehingga membuat kompartemen mesin lebih kompak dan kabin lebih lega.
Terlepas dari semua kelebihan tersebut, mobil berpenggerak roda depan juga memiliki kelemahan. Alasan pertama adalah fungsi penggerak dan kemudi roda depan serta suspensi menjadi lebih berat.
Hal ini berdampak pada umur beberapa komponen penggerak roda depan, termasuk poros penggerak sambungan CV, yang rentan terhadap kerusakan seiring berjalannya waktu.
Dari segi handling, mobil berpenggerak roda depan rentan mengalami understeer.
Mengenal Sistem Penggerak Roda Belakang (RWD)
Penggerak Rear Wheel Drive (RWD), atau biasa disebut dengan penggerak roda belakang, sistem penggerak mengirimkan tenaga mesin ke sepasang roda belakang. Di bandingkan dengan penggerak roda depan, penggerak roda belakang pada awalnya banyak di gunakan pada kendaraan listrik.
Saat ini, penggerak RWD masih di gunakan di sebagian besar kendaraan komersial seperti truk dan bus. Kendaraan yang masih berpenggerak roda belakang antara lain Toyota Kijang Innova dan Toyota Avanza.
Namun jika bicara SUV, Toyota Rush, Daihatsu Terios, Toyota Fortuner, dan Mitsubishi Pajero Sport merupakan mobil berpenggerak RWD atau penggerak roda belakang.
Selain itu, jenis penggerak ini juga umum di gunakan pada segmen mobil mewah, seperti BMW Seri 5, Mercedes-Benz E dan S-Class, serta Lexus LS dan GS.
Kelebihan & Kekurangan Roda Belakang (RWD)
Keuntungan paling menonjol dari penggerak roda depan adalah distribusi bobot. Karena mesin berada di depan, maka transmisi dan poros penggerak (clutchshaft) berada di tengah, dan differential berada di belakang.
Karena distribusi bobot yang lebih ideal ini, penggerak roda belakang memiliki handling yang lebih baik namun lebih rentan mengalami oversteer.
Fungsi roda depan di pusatkan hanya pada kemudi, dan fungsi roda belakang di pusatkan hanya pada penggerak, sehingga beban kerja masing-masing roda lebih terdistribusi secara optimal. Hasilnya, umur komponen suspensi, kemudi, dan penggerak dapat di perpanjang.
Kendaraan penggerak roda belakang sangat bertenaga bahkan di tanjakan yang curam. Karena roda penggeraknya berada di belakang, ban tidak cepat kehilangan grip saat melaju menanjak.
Selain itu, bobot cenderung bergeser ke belakang saat menanjak, membuat penggerak roda depan lebih rentan kehilangan traksi.
Terlepas dari kelebihan penggerak roda belakang, ada juga beberapa kelemahannya. Yang pertama adalah meningkatkan efisiensi distribusi tenaga listrik.
Karena mesin terletak di depan, maka tenaga di distribusikan ke roda belakang melalui beberapa komponen, seperti transmisi dan poros penggerak, atau poros kopling dengan diferensial dan poros belakang.
Selama perjalanan jauh ini, sebagian besar tenaga mesin “disedot” sebelum disalurkan ke roda belakang. Tenaga mesin di roda belakang mungkin berkurang hingga 30%.
Penggerak roda belakang biasanya memerlukan ruang mesin yang lebih besar karena mesin di tempatkan dari depan ke belakang atau memanjang. Tak ayal, lantai kabin dipenuhi terowongan untuk transmisi dan poros penggerak (clutchshaft). Hal ini menyeimbangkan dimensi dan kelapangan kabin.